KONSEP GARAPAN TARI
PENGETAHUAN
KOREOGRAFI DAN KOMPOSISI
Setiap koreografi
selalu melalui sejumlah proses yang dikenal dengan tahap produksi kreatif.
Secara garis besar tahap produksi kreatif dimulai dari :
I. PENULISAN
NASKAH
1. Penggalian
Ide
Penggalian ide dapat
diartikan sebagai dasar pemikiran atau konsep garapan yang secara kuat
mendorong koreografer untuk berkarya. Dalam penggalian ide dibutuhkan preses
sebagai berikut :
a. Pemilihan
Tema Tari
Tema
dapat digali dari fenomena sehari-hari, kondisi, situasi apapun yang telah
dipastikan sebagai “sesuatu” yang mendorong perasaan untuk diungkap. Setelah
itu dicari masalah utamanya atau “pokok” yang disebut premise.
Setelah
premise dari sebuah objek ditemukan dan dapat dirumuskan, kemudian tahap
menentukan tema. Tema berfungsi merumuskan premise dengan cara menguraikannya
secara mendalam.
b. Judul
Koreografi
Judul
koreografi hendaknya dinyatakan dengan singkat, cukup menarik dan yang paling
penting judul harus sesuai dengan tema. Judul yang baik adalah judul yang
memberikan bekal bagi penonton untuk segera menangkap ruang lingkup masalah
c. Cerita
(Lakon)
Semua
bentuk penyajian tari memiliki alur, yaitu bagian-bagian yang saling berkaitan
satu dengan yang lain. Jalinan alur tersebut dapat ditangkap sebagai sebuah
rangkaian perjalanan semacam awal, perkembangan dan akhir.
Ungkapan
yang menekankan pada aspek naratif dapat jelas seperti cerita. Sedangkan
ungkapan yang tidak menampakkan naratifnya disebut penyajian non representatif (tidak
nyata) yaitu koreografi yang mengetengahkan rangkaian gerak murni yang bersifar
simbolik.
d. Menyusun
Sinopsis
Synopsis
adalah suatu rangkaian penjelasan yang ditulis dan dibacakan pada waktu
pertunjukan akan disajikan. Tujuan synopsis dikemukakan atau diinformasikan
adalah untuk membantu penonton dalam mengikuti sajian pertunjukan. Maka
synopsis hendaknya yang jelas tentang sesuatu yang akan disajikan.
e. Sumber
Pendukung
Bertujuan
untuk memperkuat keyakinan koreografer akan objek yang dipilihnya karena objek
yang ditangkap tidak hanya atas dasar kesan sesaat, tetapi harus benar-benar
diketahui dan dikuasai seluk beluknya.
2. Penyusunan
Konsep
Sumber Materi Garapn
a.
Sumber materi garapan harus ditulis
secara jelas dalam penyusunan tarian
b.
Sumber materi musik tari harus ditulis
secara jelas guna mendukung sebuah tarian
Pengembangan Materi
Tari
Jacqueline Smith (1985)
menamakan bagian ini dengan istilah “rangsang
tari” yaitu sesuatu yang membangkitkan fikiran atau semangat (kehendak)
atau motivasi untuk beraktivitas (proses kreatif). Rangsang tari ada beberapa
macam yang dapat dipilih untuk mnegmbangkan materi tari yaitu :
a. Rangsang
Dengar (Auditif)
Digunakan apabila koreografer terkessan
untuk mengembangkan materi tari berupa bunyi-bunyian yang didengarnya.
b. Rangsang
Visual
Seorang koreografer bias mendapatkan
rangsangan dari penglihatan (visual) yang merupakan salah satu indera yang
cukup tajam untuk menangkap kesan, bentuk, kualitas permukaan (tekstur)
c. Rangsang
Raba
Berasal dari kesan permukaan rasa bahan
(tekstur). Rangsang rabaan ini biasanya tidak langsung mewujudkan bentuk-bentuk
gerak terapi harus melalui proses asosiasi.
d. Rangsang
Gagasan
Berawal dari kesan-kesan tertentu yang
menarik, seperti membaca buku, mengangan-angankan sesuatu, menikmati panorama
yang indah dll.
e. Rangsang
Kinestetik
Berasal dari rangkaian ragam gerak yang
dibuat dari hasil olah tubuh impovisasi dari setiap individu maupun kelompok.
Yang tentunya sangat beragam, karena antara gerak siswa yang satu dengan yang
lainnya tidak sama.
Pengembangan
materi garapan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan model proses kreatif
yang dilakukan oleh La Meri yaitu menentukan air design (desain/pola atas).
Pola ini adalah sebuah posisi tubuh yang mempunyai sentuhan emosional tertentu,
yaiut :
a)
Desain daar dan desain statis
1) Desain
datar adalah desain yang apabila dilaihat dari arah penontn badan penari tampak
dalm postur tanpa perspektif. Desain datar memiliki kesan konstruktif,
ketenangan, kejujuran tetapip jugs kedangkalan.
2) Desain
statis adalah desain yang difokuskan pada bagian atas atau bawah dari anggota
badan yang bergerak secara terus menerus sementara bagian badan yang lain
berhenti.
b)
Desain bentuk gerak tari berdasarkan
arah vertical dan horizontal
1) Desaain
arah vertical adalah desain yang menggunakan anggota badan dari tungkai hingga
lengan yang dijulurkan keatas. Desain ini memberikan kesan personal, tak
berdaya, lemah, tidak menunjukkan kepribadian yang tanggung.
2) Desain
arah horizontal adalah dibentuk oleh bagian anggota badan yang mengarah ke
garis horizontal. Memiliki kesan menampakkan kekokohan, enuh daya hidup dan
bersifat tercurah.
c)
Desain Bentuk Gerak Tari berdasarkan
Arah ke samping kanan dan ke samping kiri
1) Desain
Simetris adalah desain yang dibuat dengan menampakkan garis-garis anggota badan
yang kanan dan kiri berlawanan arah.
2) Desain
asimetris adalah desain yang dibuat dengan garis-garis anggota badan yang kiri
berlainan dengan yang kanan. Memiliki kesan dinamis dan kuat.
d)
Desain bentuk gerak tari berdasarkan
arah pandangan
Merupakan desain garis lanjut yaitu
desain yang berupa garis lanjut seolah-olah ada berdasarkan arah pandangan
penari. Memberi kesan kontak emosional yang kuatdan sangat berakmakna sebagai sebuah
interaksi simbolis.
e)
Desain bentuk gerak tari berfasarkan arah
efek gerak tari
Merupakan desain garis lanjut yaitu
desain yang berupa garis lanjut yang seolah-olah ada berasal dari anggota badan
penari. Memberi kesan kontak emosional yang kuat dan sangat emosionalyang kuat
dan sangat bermakna sebagai sebuah interaksi simbolis.
f)
Desain bentuk gaerak tari berdasarkan
arah tingkatan ruang (level)
1) Desain
tinggi adalah desain yang dibuat pada wilayah dada penari keatas. Memiliki
sentuhan inteektual dan spiritual yang kuat dan menunjukan sentuhan kenikmatan,
menunjukkan rasa hormat yang tinggi dan emosional yang terkendali.
2) Desain
medium (sedang) adalah desain yang dipusatkan antara dada ke bawah hngga
pinggul penari. Desain ini memberikan kesan emosioanl yang tinggi.
3) Desain
rendah adalah desain yang dipusatkan pada daerah pinggang hingga telapak kaki.
Desain ini memiliki daya hidup (kedinamisan) dan penuh gairah serta semangat
yang tinggi.
g)
Desain bentuk gerak tari berdasarkan
ruang proyektif (kedalaman)
Adalah desain dalam yang dibuat oleh
tubuh penari yang mengarah ke dalam sehingga dilihat dari arah penonton tampak
memiliki perspektif dalam. Memiliki kesan perasaan yang bersifat mendalam atau
memberikan sentuhan emosional yang menunjukkan sesuatu yang bersifat personal.
h)
Desain bentuk gerak tari berdasarkan
dengan dasar garis
1) Desain
garis lengkung adalah desain yang dibuat oleh tubuh yang membentuk lengkngan
yang mempunyai daya tarik kuat untuk menggambarkan kelembutan dan kedinamisan
yang terkendali.
2) Desain
garis tersudut yaitu desain yang dibuat oleh anggota badan yang secara
bergantian / bersama-sama menggunakan tekukan-tekukan pada ujung persendian.
3) Desain
garis lurus adalah desain yang dibentuk oleh garis-garis lurus pada anggota
badan seperti tungkai dan tangan. Memberikan kesan sederhana, kokoh, dan penuh
kekuatan.
i)
Desain gerak yang membentuk desain
spiral
Adalah putaran tubuh yang membentuk lingkaran.
Mempunyai daya pikat yang besar dan dinamisasi yang tinggi.
j)
Desain bentuk gerak tari berdasarkan
penggambaran ( tertulis )
Adalah desain yang dibuat oleh salah
satu anggota badan atau beberapa anggota badan atau dibantu oleh property
tertentu yang melukiskan sesuatu.
k)
Desain tertunda
Yaitu
desain yang ditimbulkan oleh kekuatan sumber gerak dari anggota tubuh. Ketika
anggota tubuh berhenti bergerak masih dapat diamati bagian tubuh (seperti
rambut) yang bersifat lentur masih melanjutkan sumber gerak. Desain iniemiliki
daya tarik yang bersifat atraktif.
l)
Desain Kontras
Adalah
desain yang ditimbulkan oleh anggota badan yang membuat persilangan melewati
tubuh. Memiliki kesan yang bersifat emosional, memiliki daya pikat atas
ketidakseimbangan dan berkesan tidak tenangserta kebingungan
II. Proses Kreatif
Menurut Alma M. Hawkins
(Sumandiyo 200365) dalam mewujudkan karya mempunyai tiga ranah kreatif, yaitu :
Ø Eksplorasi
: Merupakan sebuah proses kreatif dalam menanggapi rangsangan (rangsang awal,
idesional, auditif, visual, rabaan, atau kinetis)
Ø Imrovisasi
: Dapat diartikan memasuki sebuah ranah ruang, waktu dan tenaga yang tidak diketahuiyang
digunakan oleh koreografer dalam menjelajahi berbagai kemungkinan secara
spontan.
Ø Pembentukan
(farming) atau tahap kompossi (konstruktif) yang menetapkan secara pasti
tentang sruktur yang sering kali tidak dapat dipastikan, tetapi kegatan
konstruktif sering kali mengikuti ketidak sadaran koreografer.
III.
Presentasi (pemanggungan)
Adalah sebuah kegiatan komunikasi, artinya seorang
koreografer menyatakan gagasannya yang dituangkan dalam kegiatan proses kreatif
secara kolektif dan mengkomunikasikan di depan public. Hal ini menampakkan
sebuah keterkaitan yang erat dalam 3 ranah yang disebut sebagai trilogy penciptaan
seni yaitu : 1. Koreografer 2. Koreografi
(karya seni) 3. penikmat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar