Kamis, 26 Februari 2015

Konsep Garapan Tari



KONSEP GARAPAN TARI

PENGETAHUAN KOREOGRAFI DAN KOMPOSISI
Setiap koreografi selalu melalui sejumlah proses yang dikenal dengan tahap produksi kreatif. Secara garis besar tahap produksi kreatif dimulai dari :
I.     PENULISAN NASKAH
1.    Penggalian Ide
Penggalian ide dapat diartikan sebagai dasar pemikiran atau konsep garapan yang secara kuat mendorong koreografer untuk berkarya. Dalam penggalian ide dibutuhkan preses sebagai berikut :
a.       Pemilihan Tema Tari
Tema dapat digali dari fenomena sehari-hari, kondisi, situasi apapun yang telah dipastikan sebagai “sesuatu” yang mendorong perasaan untuk diungkap. Setelah itu dicari masalah utamanya atau “pokok” yang disebut premise.
Setelah premise dari sebuah objek ditemukan dan dapat dirumuskan, kemudian tahap menentukan tema. Tema berfungsi merumuskan premise dengan cara menguraikannya secara mendalam.
b.      Judul Koreografi
Judul koreografi hendaknya dinyatakan dengan singkat, cukup menarik dan yang paling penting judul harus sesuai dengan tema. Judul yang baik adalah judul yang memberikan bekal bagi penonton untuk segera menangkap ruang lingkup masalah
c.       Cerita (Lakon)
Semua bentuk penyajian tari memiliki alur, yaitu bagian-bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Jalinan alur tersebut dapat ditangkap sebagai sebuah rangkaian perjalanan semacam awal, perkembangan dan akhir.
Ungkapan yang menekankan pada aspek naratif dapat jelas seperti cerita. Sedangkan ungkapan yang tidak menampakkan naratifnya  disebut penyajian non representatif (tidak nyata) yaitu koreografi yang mengetengahkan rangkaian gerak murni yang bersifar simbolik.
d.      Menyusun Sinopsis
Synopsis adalah suatu rangkaian penjelasan yang ditulis dan dibacakan pada waktu pertunjukan akan disajikan. Tujuan synopsis dikemukakan atau diinformasikan adalah untuk membantu penonton dalam mengikuti sajian pertunjukan. Maka synopsis hendaknya yang jelas tentang sesuatu yang akan disajikan.

e.       Sumber Pendukung
Bertujuan untuk memperkuat keyakinan koreografer akan objek yang dipilihnya karena objek yang ditangkap tidak hanya atas dasar kesan sesaat, tetapi harus benar-benar diketahui dan dikuasai seluk beluknya.
2.    Penyusunan Konsep
Sumber Materi Garapn
a.       Sumber materi garapan harus ditulis secara jelas dalam penyusunan tarian
b.      Sumber materi musik tari harus ditulis secara jelas guna mendukung sebuah tarian
Pengembangan Materi Tari
Jacqueline Smith (1985) menamakan bagian ini dengan istilah “rangsang tari” yaitu sesuatu yang membangkitkan fikiran atau semangat (kehendak) atau motivasi untuk beraktivitas (proses kreatif). Rangsang tari ada beberapa macam yang dapat dipilih untuk mnegmbangkan materi tari yaitu :
a.    Rangsang Dengar (Auditif)
Digunakan apabila koreografer terkessan untuk mengembangkan materi tari berupa bunyi-bunyian yang didengarnya.
b.    Rangsang Visual
Seorang koreografer bias mendapatkan rangsangan dari penglihatan (visual) yang merupakan salah satu indera yang cukup tajam untuk menangkap kesan, bentuk, kualitas permukaan (tekstur)
c.       Rangsang Raba
Berasal dari kesan permukaan rasa bahan (tekstur). Rangsang rabaan ini biasanya tidak langsung mewujudkan bentuk-bentuk gerak terapi harus melalui proses asosiasi.
d.   Rangsang Gagasan
Berawal dari kesan-kesan tertentu yang menarik, seperti membaca buku, mengangan-angankan sesuatu, menikmati panorama yang indah dll.
e.    Rangsang Kinestetik
Berasal dari rangkaian ragam gerak yang dibuat dari hasil olah tubuh impovisasi dari setiap individu maupun kelompok. Yang tentunya sangat beragam, karena antara gerak siswa yang satu dengan yang lainnya tidak sama.

       Pengembangan materi garapan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan model proses kreatif yang dilakukan oleh La Meri yaitu menentukan air design (desain/pola atas). Pola ini adalah sebuah posisi tubuh yang mempunyai sentuhan emosional tertentu, yaiut :
a)      Desain daar dan desain statis
1)      Desain datar adalah desain yang apabila dilaihat dari arah penontn badan penari tampak dalm postur tanpa perspektif. Desain datar memiliki kesan konstruktif, ketenangan, kejujuran tetapip jugs kedangkalan.
2)      Desain statis adalah desain yang difokuskan pada bagian atas atau bawah dari anggota badan yang bergerak secara terus menerus sementara bagian badan yang lain berhenti.
b)      Desain bentuk gerak tari berdasarkan arah vertical dan horizontal
1)      Desaain arah vertical adalah desain yang menggunakan anggota badan dari tungkai hingga lengan yang dijulurkan keatas. Desain ini memberikan kesan personal, tak berdaya, lemah, tidak menunjukkan kepribadian yang tanggung.
2)      Desain arah horizontal adalah dibentuk oleh bagian anggota badan yang mengarah ke garis horizontal. Memiliki kesan menampakkan kekokohan, enuh daya hidup dan bersifat tercurah.
c)      Desain Bentuk Gerak Tari berdasarkan Arah ke samping kanan dan ke samping kiri
1)      Desain Simetris adalah desain yang dibuat dengan menampakkan garis-garis anggota badan yang kanan dan  kiri berlawanan arah.
2)      Desain asimetris adalah desain yang dibuat dengan garis-garis anggota badan yang kiri berlainan dengan yang kanan. Memiliki kesan dinamis dan kuat.
d)     Desain bentuk gerak tari berdasarkan arah pandangan
Merupakan desain garis lanjut yaitu desain yang berupa garis lanjut seolah-olah ada berdasarkan arah pandangan penari. Memberi kesan kontak emosional yang kuatdan sangat berakmakna sebagai sebuah interaksi simbolis.
e)      Desain bentuk gerak tari berfasarkan arah efek gerak tari  
Merupakan desain garis lanjut yaitu desain yang berupa garis lanjut yang seolah-olah ada berasal dari anggota badan penari. Memberi kesan kontak emosional yang kuat dan sangat emosionalyang kuat dan sangat bermakna sebagai sebuah interaksi simbolis.
f)       Desain bentuk gaerak tari berdasarkan arah tingkatan ruang (level)
1)      Desain tinggi adalah desain yang dibuat pada wilayah dada penari keatas. Memiliki sentuhan inteektual dan spiritual yang kuat dan menunjukan sentuhan kenikmatan, menunjukkan rasa hormat yang tinggi dan emosional yang terkendali.
2)      Desain medium (sedang) adalah desain yang dipusatkan antara dada ke bawah hngga pinggul penari. Desain ini memberikan kesan emosioanl yang tinggi.
3)      Desain rendah adalah desain yang dipusatkan pada daerah pinggang hingga telapak kaki. Desain ini memiliki daya hidup (kedinamisan) dan penuh gairah serta semangat yang tinggi.
g)      Desain bentuk gerak tari berdasarkan ruang proyektif (kedalaman)
Adalah desain dalam yang dibuat oleh tubuh penari yang mengarah ke dalam sehingga dilihat dari arah penonton tampak memiliki perspektif dalam. Memiliki kesan perasaan yang bersifat mendalam atau memberikan sentuhan emosional yang menunjukkan sesuatu yang bersifat personal.
h)      Desain bentuk gerak tari berdasarkan dengan dasar garis
1)      Desain garis lengkung adalah desain yang dibuat oleh tubuh yang membentuk lengkngan yang mempunyai daya tarik kuat untuk menggambarkan kelembutan dan kedinamisan yang terkendali.
2)      Desain garis tersudut yaitu desain yang dibuat oleh anggota badan yang secara bergantian / bersama-sama menggunakan tekukan-tekukan pada ujung persendian.
3)      Desain garis lurus adalah desain yang dibentuk oleh garis-garis lurus pada anggota badan seperti tungkai dan tangan. Memberikan kesan sederhana, kokoh, dan penuh kekuatan.
i)        Desain gerak yang membentuk desain spiral
Adalah putaran tubuh yang membentuk lingkaran. Mempunyai daya pikat yang besar dan dinamisasi yang tinggi.
j)        Desain bentuk gerak tari berdasarkan penggambaran ( tertulis )
Adalah desain yang dibuat oleh salah satu anggota badan atau beberapa anggota badan atau dibantu oleh property tertentu yang melukiskan sesuatu.

k)      Desain tertunda
Yaitu desain yang ditimbulkan oleh kekuatan sumber gerak dari anggota tubuh. Ketika anggota tubuh berhenti bergerak masih dapat diamati bagian tubuh (seperti rambut) yang bersifat lentur masih melanjutkan sumber gerak. Desain iniemiliki daya tarik yang bersifat atraktif.
l)        Desain Kontras
Adalah desain yang ditimbulkan oleh anggota badan yang membuat persilangan melewati tubuh. Memiliki kesan yang bersifat emosional, memiliki daya pikat atas ketidakseimbangan dan berkesan tidak tenangserta kebingungan
II.   Proses Kreatif
Menurut Alma M. Hawkins (Sumandiyo 200365) dalam mewujudkan karya mempunyai tiga ranah kreatif, yaitu :
Ø  Eksplorasi : Merupakan sebuah proses kreatif dalam menanggapi rangsangan (rangsang awal, idesional, auditif, visual, rabaan, atau kinetis)
Ø  Imrovisasi : Dapat diartikan memasuki sebuah ranah ruang, waktu dan tenaga yang tidak diketahuiyang digunakan oleh koreografer dalam menjelajahi berbagai kemungkinan secara spontan.
Ø  Pembentukan (farming) atau tahap kompossi (konstruktif) yang menetapkan secara pasti tentang sruktur yang sering kali tidak dapat dipastikan, tetapi kegatan konstruktif sering kali mengikuti ketidak sadaran koreografer.
III.    Presentasi (pemanggungan)
        Adalah sebuah kegiatan komunikasi, artinya seorang koreografer menyatakan gagasannya yang dituangkan dalam kegiatan proses kreatif secara kolektif dan mengkomunikasikan di depan public. Hal ini menampakkan sebuah keterkaitan yang erat dalam 3 ranah yang disebut sebagai trilogy penciptaan seni yaitu : 1. Koreografer   2. Koreografi (karya seni)    3. penikmat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar