PROPOSAL
PENELITIAN
PENGARUH PESTISIDA ALAMI TERHADAP TANAMAN PADI DI DESA SUMBERKOTES
KEC GEDANGAN
Pembina : Nita Rahmawati. S.pd
Disusun oleh : 1.Dwi wahyuni
2.Liska Novita
3.Eni suko Prawiti
4.Devi kumala sari
5.Bagus dewantoro
SMK PGRI SUMBERMANJING
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur kami hanturkan
ke hadirat Tuhan YME karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya
ilmiah dengan judul ‘PENGARUH PESTISIDA
ALAMI TERHADAP TANAMAN PADI’
.Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya tapi kami
berhasil menyelesaikan karya il,miah ini tepat pada waktunya .Tidak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada guru pembimbing kami Ibu. Nita Rahmawati. S.pd.
yang telah membantu & membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini,kami
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang telah memberi
kontribusi positif kepada kami. kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kitac semua.
Kami menyadari bahwa dalam
menyusun karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu kami
selaku penyusun karya ilmiah ini mengharapkan kritik & saran dari pembaca
demi membangun sempurnanya makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Hormat kam
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I ( PENDAHULUAN )
1.1
Latar
Belakang.................................................................
1.2
Rumusan
Masalah............................................................
1.3
Tujuan
Penelitian...............................................................
1.4
Manfaat
Penelitian.............................................................
1.5 Batasan Masalah..................................................................
BAB II (KAJIAN TEORI)
2.1Pestisida
alami..........................................
2.1.1Pengertian Pestisida
alami....................................................
2.1.2 Cara Membuat Pestisida
alami................................................
2.1.3 Kekurangan dan
kelebihan Pestisida Alami............................................
2.2 Tanaman
Padi.......................................................................
2.2.1Pengertian dan sejarah
tanaman padi.........................................................
2.2.2 Jenis-jenis tanaman
padi.........................................................
2.2.3 Hama–hama yang
menyerang padi..................................................................
2.3
Hipotesis..................................................................................
BAB III (METODOLOGI)
3.1 Tempat dan waktu
penelitian.....................................................
3.2 Populasi dan
sampel..................................................................................
3.2.1
Populasi.......................................................................................
3.2.2
Sampel.................................................................................................
3.3
Variabel.......................................................................................................
3.3.1 Variabel
bebas............................................................................................
3.3.2 Variabel
terikat.............................................................................................
3.3.3 Variabel
terkontrol.........................................................................................
3.4 Alat dan Bahan
...................................................................................................
3.5 Cara
kerja............................................................................................................
3.6 Rancangan
Penelitian..........................................................................................
3.7 Laporan hasil
penelitian.................................................................................
3.8 Daftar pustaka.....................................................................................................
BAB I
1.1 Latar Belakang
Padi merupakan tanaman yang paling
penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa tidak karena makanan pokok di
Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi.
Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-negara di benua Asia
lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain. Padi merupakan
tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian ini berasal dari dua benua
yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan
bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM.
Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar
100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh
Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam. Hama yang banyak menyerang tanaman ini
adalah tikus, orong-orong, kepinding tanah (lembing batu), walang sangit dan
wereng coklat. Hama-hama itulah yang sering menyebabkan padi gagal panen dan
tentunya membuat petani merugi.
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).
Dalam pengerjaannya tanaman padi
membutuhkan banyak waktu dan tenaga , selain itu juga dibutuhkan kondisi alam
yang mendukung meliputi tanah yang subur dan cocok untuk menanam padi serta
didampingi dengan perairan yang cukup . Namun walaupun Indonesia terkenal
dengan keadaan alamnya yang subur masih b\anyak petani yang merugi akib\at
hama, kurangnya pengetahuan akan pembasmian hama dan juga alat-alat pertanian
yang masih sederhana sehingga petani banyak mengalami kerugian.
Dari semua faktor-faktor kerugianc
tersebut faktor hama dan pembasmiannya merupakan faktor utama gagalnya panen di
Indonesia , banyaknya jenis hama yang beragam menyababkan timbulnya banyak
jenis pestisida baru yang bermunculan dangan fungsinya masing-masing. Hal ini
menyebabkan naiknya budget yang harus dikeluarkan petani untuk membasmi hama karena
dalam satu sawah pasti ada dua atau lebih jenis hama,dan itu tidak sebanding
dengan harga gabah yang biasanya turun
saat panen tiba , sehingga pada musim panen petani akan mengalami rugi besar .
Menanggapi masalah ini kami berusaha
mencari solusi dan cara pemecahannya tanpa merugikan pihak manapun. Oleh karena
itu, kami melakukan penelitian tentang pestisida alami . Pestisida alami
merupakan pestisida yang seluruh bahannya menggunakan bahan alami yang telah
tersedia di alam, seperti daun, batang,akar, buah pada tumbuhan tertentu .
Seringnya petani menggunakan pestisida kimia juga merupakan salah satu alasan
direkomendasikannya pestisida alami karena pestisida kimia dikhawatirkan dapat
merusak lingkungan sekitarnya jika dipakai dengan dosis yang berlebihan. Hal
ini berbeda dengan pestisida alami yang berbahan nabati sehinnga tidak
dikhawatirkan merusak lingkungan.
Pada umumnya, pestisida alami
merupakan racikan/buatan petani sendiri , namun juga harus diperhatikan
prosedur , dan jenis hama yang akan dibasmi serta luas sawahnya. Adapun
bahan-bahan yang digunakan menurut hama yang akan dibasmi dengan dosisnya
masing-masing. Walaupun pestisida alami lebih murah namun petani masih jarang
memakainya karena kurang praktis dan tidak menghemat waktu.
Penyuluhan pemerintah akan pestisida
alami sangat diperlukan mengingat pentingnya tanaman padi terhadap petani
Indonesia untuk mengurangi gagal panen dan rusaknya lingkungan akibat pemakaian
pestisida yang tidak sesuai dosis yang ditentukan serta jenis pestisida yang
tidak ramah lingkungan. Belum lagi kondisi harga yang terkadang justru
memberatkan para petani pada ,musi,m panen.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah
dikemukakan ,maka rumusan masalah meliputi:
1.Apa pengaruh
pestisida alami terhadap tanaman padi?
2.Apa pengaruh
pestisida alami terhadap lingkungan?
1.3 TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang telah
dirumuskan maka rujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui pengaruh pestisida
alami terhadap tanaman padi?
2.Untuk mengetahui pengaruh pestisida
alami terhadap lingkungan?
1.4 MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat penelitian ini bagi
kami adalah selain untuk memenuhi nilai di bidang study IPA juga dapat menambah
wawasan dan juga pengalaman kami selama kami melakukan penelitian ini . Selain itu, Manfaat
Penelitian ini bagi masyarakat luas adalah dapat memberikan wawasan serta
pengetahuan tentang bercocok tanam padi .
1.6
BATASAN ISTILAH
Masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah “Pengaruh Pestisida alami terhadap tanaman padi dan
Pengaruh pestisida alami terhadap lingkungan “
Kata Pengaruh berarti daya yang ada
atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk
watak,kepercayaan,perbuatan seseorang.Sedangkan kata lingkungan berarti segala
sesuatun yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan
manusia baik langsung maupun tidak langsung. Jadi, dapat disimpulkan “Pengaruh
pestisida alami terhadap tanaman padi “ berarti Daya atau kekuatan dari
pestisida alami yang turut membentuk tanaman padi tersebut menjadi lebih
berkualitas pada masa panennya atau dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi
petani.
BAB II
(KAJIAN TEORI)
2.1Pestisida alami
2.1.1c
Pengertian Pestisida alami
Secara
umum pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga
tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena
residunya mudah hilang. Pertanian masa depan yang ideal seharusnya memadukan
teknologi tradisional dan teknologi modern yang diaktualisasikan sebagai
pertanian berwawasan lingkungan. Salah satu alternatif pengembangan pertanian
berwawasan lingkungan adalah dengan menggunakan tanaman-tanaman penghasil
pestisida alami, misalnya tanaman nimba. Pestisida asal nimba mempunyai tingkat
efektifitas yang tinggi dan berdampak spesifik terhadap organisme pengganggu.
Bahan aktif nimba juga tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. Selain itu,
residunya mudah terurai menjadi senyawa yang tidak beracun, sehingga aman atau
ramah bagi lingkungan.
2.1.2 Cara membuat pestisida alami
Dalam
penelitian kami kali ini, kami menggunakan 3 jenis pestisida alami untuk
membasmi hama walang sangit didesa sumber kotes kec Gedangan dengan bahan
penyusun yang berbeda, antara lain:
ulit dan daun pucung/kluwek.
|
Kuali dan daun pucung/kluwek
ditumbuk halus lalu direndam air selama 24 jam. Air rendaman disaring.
|
Walang sangit.
Disemprotkan.
|
Minyak wangi
|
Minyak wangi dicampur sabun
detergen lalu siap diaplikasikan dengan ditambah air secukupnya.
|
Walang sangit.
Disemprotkan.
|
Selain menggunakan 2 pestisida diatas
kami juga menggunakan pestisida alami jenis lain yaitu pestisida alami yang
berfungsi sebagai perangkap tikus sawah yaitu dengan menumbuk gadung yang sudah
di iris tipis dan di jemur selama 3 hari hingga kering . Hasil dari menumbuk
gadung yang berupa tepung tersebut diaduk bersama dengan ikan asing untuk
dijadikan umpan.
2.1.3 Kekurangan dan kelebihan
pestisida alami
Kekurangan
- Cepat terurai dan daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
- Produksinya belum dapat dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
- Kurang praktis
- Tidak tahan disimpan
- Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan bagi serangga)
- Cara kerjanya (efek mortalitasnya) lambat
- Harus disemprotkan secara berulang-ulang
Kelebihan
- Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
- Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot
- Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
- Menghambat reproduksi serangga betina
- Racun syaraf bagi hama
- Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
- Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
- Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri
- Dapat menyebabkan gangguan dalam proses metamorfosa dan gangguan makan (anti feedant) bagi serangga.
2.2 Tanaman padi
2.2.1Pengertian dan sejarah tanaman
padi
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.)
merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya,
padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang
sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.
Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang
migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempati urutan
ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun
demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk
dunia.Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.
2.2.2 Jenis-Jenis Tanaman padi
•Padi Gogo
Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.
•Padi rawa
Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.
•Padi Pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen.
•Padi Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya.
•Padi Wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras Cianjur Pandanwangi (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan rajalele. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.
Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.
•Padi rawa
Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.
•Padi Pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen.
•Padi Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya.
•Padi Wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras Cianjur Pandanwangi (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan rajalele. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.
2.2.3 Hama-Hama tanaman padi
A.Tikus
Tikus (Rattus argentiventer (Rob. & Kloss))
merusak tanaman padi pada semua tingkat pertumbuhan, dari semai hingga panen,
bahkan di gudang penyimpanan. Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi
pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru.
Tikus merusak tanaman padi mulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah
pinggir. Tikus menyerang padi pada malam hari. Pada siang hari, tikus
bersembunyi di dalam lubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah,
pematang, dan daerah perkampungan dekat sawah. Pada periode bera, sebagian
besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan kembali lagi ke
sawah setelah pertanaman padi menjelang fase generatif.
B.Keongmas
Keong
mas (Pomacea canaliculata Lamarck) diperkenalkan ke Asia pada tahun
1980an dari Amerika Selatan sebagai makanan potensial bagi manusia.
Namun, kemudian keong mas menjadi hama utama padi yang menyebar ke Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal.
Namun, kemudian keong mas menjadi hama utama padi yang menyebar ke Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal.
C.Penggerek Batang
Penggerek
batang adalah hama yang ulatnya hidup dalam batang padi. Hama ini berubah
menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1
anakan. Ngengat aktif di malam hari. Larva betina menaruh 3 massa telur
sepanjang 7-10 hari masa hidupnya sebagai serangga dewasa. Massa telur
penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulu-bulu berwarna
coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung sekitar 100
telur.
D.Tungro
Tungro adalah penyakit virus pada padi yang
biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman tumbuh
kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun memendek dan
daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering
berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda
sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua. Daun
menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi. Dua spesies wereng
hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang
menyebarkan (vektor) virus tungro.
E.Hawar Bakteri (HB-Bacterial blight)
Hawar Bakteri (HB) atau Hawar Daun Bakteri
(HDB) merupakan penyakit yang dapat menginfeksi bibit dan tanaman tua. Bila HB
terjadi pada tanaman muda disebut kresek dan bila terjadi pada tanaman tua
disebut hawar daun. Tanaman yang terinfeksi kehilangan areal daun dan
menghasilkan gabah yang lebih sedikit dan hampa. Pada pembibitan, daun yang
terinfeksi berubah hijau keabu-abuan menggulung dan akhirnya mati.
BAB III
(METODOLOGI)
3.1
Tempat dan waktu penelitian
1.Tempat penelitian : Desa Sumberkotes
Kecamatan Gedangan
2. Waktu penelitian
a.) Penyemprotan pertama : 22 November 2013 pukul 16:12
b.) Penyemprotan kedua : 23 November 2013 pukul 16:00
c.) Penyemprotan ketiga : 24 November 2013 pukul 16:38
d.) Penyemprotan keempat : 25
November 2013 pukul 17:00
e.) Penyemprotan kelima : 26 November 2013 pukul 16:45
3.2
Populasi dan sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian . Jumlah populasi dalam penelitian kami adalah dua petak
sawah di desa sumberkotes Kecamatan Gedangan.
3.2.2
Sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dari penelitian
kami kali ini adalah 4 tanaman padi dari dua petak sawah.
3.3
Variabel
Variabel adalah faktor yang
berpengaruh atau harganya dapat berubahpada suatu kondisi tertentu.
3.3.1
Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel
yang sengaja dibuat tidak sama dalam suatu percobaan. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah tanaman padi, karena jenis tanaman padi pada penelitian
ini tidak ditetapkan.
3.3.2
Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel
yang terjadi karena perlakuan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian
ini adalah dosis pestisida alami yang harus disemprotkan pada tanaman padi
karena apabila keluar dari prosedur pemberian dosis maka dapat lingkungan di
sekitarnya .
3.3.3
Variabel Terkontrol
Variabel yang dibuat sama dalam
suatu percobaan.
3.4 Alat
dan Bahan
Alat :
Ø Alat
untuk menyemprot
Bahan :
Ø Minyak
wangi
Ø Detergen
Ø Pucung/kluwek
Ø Gadung
Ø Ikan
asin
3.5 Cara
kerja
Dalam melakukan penelitian
ini , kami membagi kelompok menjadi dua regu ,regu pertama bertugas
menyemrotkan pestisida alami kepada tanaman padi dikarenakan lokasi yang cukup
jauh oleh karena itu kami hanya menugaskan dua orang yang dekat dengan lokasi
sawah , untuk regu yang lainnya bertugas mencari dan mencatat data yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan maupun dari berbagai media baik media
cetak maupun media elektronik, tapi kami menitik beratkan seluruh hasil
penelitian pada fakta yang terjadi dalam penelitian yang kami lakukan sekitar
kurang lebih 5 hari.
3.6
Rancangan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini,
kami menggunakan 4 tanaman padi yang kami tandai dengan variabel A,B,C dan D ,
dengan perlakuan yang berbeda beda sebagai berikut :
Tanaman
Padi
|
Jenis
Pestisida
|
Aturan
Pakai
|
A
|
Minyak
wangi + Detergen
|
Setiap
hari
|
B
|
Kluwek
|
Setiap
hari
|
C
|
Minyak
wangi+Detergen
|
Dua
hari sekali
|
D
|
Kluwek
|
Dua
hari sekali
|
Selain, pestisida alami yang berbahan
gadung dan ikan asin kami letakkan pada tiap-tiap tanaman padi guna membasmi
tikus.
3.7
Laporan hasil penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah
kami lakukan selama kurang lebih satu bulan banyak perkembangan yang telah
terjadi pada object yang kami teliti diantaranya :
Tanaman padi A dapat mengusir hama berupa
walang sangit tetapi dengan dosis yang besar cukup memberi efek pada lingkungan
sekitarnya .
Tanaman padi B memiliki efek yang lebih rendah
dibandingkan tanaman padi A , namun pengaruhnya terhadap lingkungan sama dengan
Tanaman padi A tapi lebih rendah C.
Tanaman padi C memiliki efek yang sama kuatnya
dengan Tanaman padi B sedangkan pengaruhnya terhadap lingkungan hampir tidak
berpengaruh.
Tanaman padi D memiliki efek yang sama dengan
Tanaman padi A namun pengaruh terhadap lingkungannya lebih rendah.
Sedangkan untuk pestisida
alami berbahan gadung dan ikan asin cukup dapat membasmi tikus sawah.
3.8
Daftar Pustaka
/index.php?option=com_content&view=article&id=71:5-lima-jenis-hama-dan-penyakit-utama-padi-sawah&catid=78:be
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushttp://www.sekop-duasriti.com/
BalasHapuscangkul sekop spaden gancu parang linggis dan aneka produk alat pertanian
kami produksi